Sore hari di Gorontalo, jangan lewatkan mencicipi makanan khas ini. Di kawasan Jalan Diponegoro ada penjual ilabulo dikenal dengan nama Ilabulo Panigoro. Lokasinya dekat pertigaan dan mudah dikenali dengan kepulan asap membumbung di depan warung.
Meski baru buka pukul 15.00 tetapi cukup banyak orang antre menikmati ilabulo. Sajian ini konon punya makna historis. Di abad 15 makanan ini hanya disajikan dan dinikmati oleh para raja di Gorontalo.
Baca Juga : Selain Jagung Gorontalo Punya Seafood dan Rempah Juara
Foto: detikfood
|
Bentuknya seperti pepes, empat persegi panjang dengan balutan daun pisang. Dibuat dari tepung sagu yang dicampur dengan hati dan ampela ayam yang sudah dibumbui, telur rebus dan bumbu lainnya.
Setelah dibungkus seperti pepes barulah ilabulo dibakar di atas bara api arang. Arangnya dari batok kelapa dan kulit kemiri. Karenanya mengeluarkan asap cukup tebal dan aromanya harum.
Foto: detikfood
|
Cara menyantapnya, bisa dibuka langsung dan dipotong dengan sendok atau digunting saat masih dalam bungkusan daun. Karena teksturnya liat kenyal. Rasanya gurih dengan aroma harum bawang dan cukup mengenyangkan.
Foto: detikfood
|
Ilabulo mempunyai arti 'totombawata' atau pemersatu atau perekat. Perbedaan dilambangkan pada isiannya yang beragam. Sementara sagu yang lengket menyiratkan perekat. Sajian ini dinikmati para raja seusai berperang pada masa lalu sebagai lambang persatuan.
Foto: detikfood
|
Kini ilabulo bisa dinikmati kapan saja. Bisa dibakar atau dikukus. Rasanya yang kenyal gurih dan enak dimakan hangat. Harganya Rp 5.000 per buah. Kalau mau dibawa pulang atau ke luar Gorontalo bisa dikemas khusus. (odi/odi)
0 Response to "Kenyal Lengket dan Gurih Ilabulo yang Legendaris"
Posting Komentar