Bagi penikmat masakan Jepang tentu tak asing dengan jeruk yuzu. Buah bulat kecil dengan berat 120-130 gram ini punya warna oranye seperti jeruk. Kulitnya tebal dan dahannya berduri. Tergolong kelompok buah sitrus, yuzu memiliki citarasa dan aroma menyegarkan.
Kochi Food Production berkolaborasi dengan CV. Libra Food Service, distributor produk Jepang di Indonesia, menyelenggarakan "Kochi Food Promotion in Jakarta" (24/10). Bertempat di Energy Cafe Jakarta, kegiatan ini memperkenalkan "Kochi Yuzu" sekaligus membuka jalur distribusinya.
 Foto: Kochi Yuzu |
"Kochi Yuzu mendapat apresiasi yang tinggi dari restoran kelas satu di Paris, New York, Singapura dan Australia. Kochi Yuzu juga sudah menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai macam cara penggunaannya," tutur Fujio Okabayashi selaku Presiden Okabayashi Farm (24/10).
Di Jepang sendiri, yuzu dipakai sebagai pengganti lemon. Bisa digunakan sebagai campuran bumbu dan garnish. Salah satu yang populer untuk bahan saus ponzu.
Buah ini memang kurang cocok dimakan langsung. Sehingga diolah kembali menjadi jus, sirup, yuzu pepper atau selai.
"Yuzu mengandung vitamin C dua kali lipat lemon. Selain itu, yuzu juga mengandung serat dan kalium. Sebenarnya yuzu tidak cocok dimakan langsung karena rasanya terlalu asam. Namun ekstrak buah ini dapat dipakai untuk berbagai masakan," lanjut Okabayashi (24/10).
Okabayashi menjelaskan bahwa jus yuzu dapat digunakan untuk dressing salad, saus ikan bakar, pemberi aroma pastry dan kue. Pasta yuzu pepper yang merupakan campuran kulit yuzu, jus yuzu, cabai hijau dan garam, cocok sebagai bumbu daging dan hotpot. Sementara sirup yuzu dapat dipakai pada cocktail hingga es krim.
 Foto: Detikfood |
Tak hanya untuk sajian makanan. Aroma harum segar yuzu juga dimanfaatkan untuk parfum, sabun dan kosmetik.
Salah satu tempat produksi yuzu ada di Prefektur Kochi, Jepang. Iklimnya yang hangat dan aliran sungai bersih menjadikan prefektur Kochi sangat cocok untuk budidaya yuzu.
Teknologi pembudidayaan yuzunya pun yang pertama muncul di Jepang. Lebih berkembang dibanding prefektur lain. Kochi telah menjadi daerah penghasil yuzu terbesar di Jepang dengan jumlah produksi mencapai 50% dari total produksi yuzu di negara itu.
Okabayashi Farm termasuk produsen yuzu terbaik di Prefektur Kochi. Menjunjung motto 'lezat dan aman', produk yuzunya disebut tidak memakai pestisida. Begitu pula dengan sirup yuzu yang tidak menggunakan zat aditif, pemanis buatan, pewarna dan pengawet.
Kini masyarakat Indonesia sudah bisa menikmati olahan Yuzu. Libra Food Service mendistribusikan tiga produk yuzu. Terdiri dari jus yuzu, yuzu sirup dan yuzu pepper. Tapi produk ini belum beredar luas.
"Produknya belum ada di ritel karena kami masih mengurus perizinan. Sementara baru dipakai restoran atau industri makanan," tutur Lie Nam Tung, Direktur CV. Libra Food Service, di hadapan media.
 Foto: Kochi Yuzu |
Acara diakhiri dengan demo masak dari Chef Stefu Santoso, Executive Chef Aprez Catering. Ia mengolah sajian dengan menggunakan ekstrak jeruk Yuzu termasuk jus, sirup dan pepper. Ada appetizer Cold Angel Hair Pasta, Marinated Tuna & Yuzu Cream Dressing dan menu utama Steamed Barramundi with Yuzu Coconut Sauce.
Yuzu jus dan sirup juga dipakai saat mengolah dessert Yuzu Pannacotta with Marinated Pomelo. Menurut chef Stefu, pemakaian yuzu bisa menstabilkan jeruk Bali (pomelo) lokal.
 Foto: Kochi Yuzu |
"Pomelo di Indonesia kadang suka tidak stabil rasanya. Untuk mendapat rasa manis dan menghilangkan rasa pahitnya, bisa diakali dengan penggunaan yuzu. Daging jeruk Bali dimarinasi dengan sirup yuzu semalaman," pungkas chef Stefu.
(odi/msa)
0 Response to "Produk Olahan Jeruk Yuzu dari Prefektur Kochi Kini Bisa Dinikmati di Indonesia"
Posting Komentar