Mengenal Langsung Keunikan Kopi Lokal di Jakarta Coffee Week 2016

Kopi Indonesia kini makin populer. Di acara ini Anda bisa mencicipi dan mengenal keunikan kopi Bali, Aceh, Papua hingga Sulawesi.

Menurut data yang dirilis Kementerian Perdagangan, tahun 2015 nilai ekspor kopi di Indonesia tercatat sebesar USD 1,19 miliar, meningkat 15,21 persen dibandingkan dengan tahun 2014.

Ini karena budaya minum kopi lokal makin berkembang di Indonesia. Kopi lokal dari berbagai daerah makin banyak penggemarnya, terutama di kalangan anak muda.

Kopi Indonesia paling banyak tumbuh di daerah Sumatera, Jawa dan juga Bali. Jenisnya juga berbeda, ada arabika dan robusta. Dari ujung Utara hingga Timur, Indonesia punya jenis kopi yang berbeda. Aceh, Jawa, Bali, hingga Papua punya tanaman kopi unggul.

ABCD School of Coffee berkerjasama dengan HYPE adakan Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2016 pada 15-16 Oktober di Pantai Indah Kapuk.

Ada sekitar 125 booth yang menjual kopi, mesin kopi, alat seduh kopi hingga makanan dan minuman.

Mengenal Langsung Keunikan Kopi Lokal di Jakarta Coffee Week 2016Foto: detikFood

Acara hari pertama berlangsung ramai. Hampir semua kafe di Jakarta dan Bandung berkumpul di sini. Seperti Djournal Coffee, Pipiltin Cocoa, Kopi Ranger, Noah's Barn, Kopiku, Klasik Beans, Dapoer Kopi, Jakarta Coffee House, ARV Coffee hingga Kopikina.

Selain mencicip kopi, Anda juga bisa banyak belajar tentang bagaimana cara memilih kopi berkualitas hingga mengenal karakteristik kopi tiap jenisnya. Anda juga dapat berbelanja kopi unik baik dalam bentuk roast bean, bubuk ataupun siap minum.

Seperti di stand Kopiku yang memamerkan beragam kopi lokal dan juga mancanegara. "Hari ini kami membawa single origin dari Ethiopia dan House Blend dari 4 daerah berbeda di Indonesia," jelas Abdul Haris, Sales dari Kopiku kepada detikFood (15/10).

Mengenal Langsung Keunikan Kopi Lokal di Jakarta Coffee Week 2016Foto: detikFood

House blend yang merupakan percampuran antara kopi asal Toraja, Bali, Jawa Barat dan Temanggung. "Karakteristik dari kopi ini lebih ke karamel, nutty dan ada flavor cokelatnya dan dark chocolate. Dengan aftertaste orange," jelas Haris.

Selain itu, ada juga Noah's Barn yang memproduksi biji kopi sendiri. Stand ini memiliki beragam jenis kopi luar seperti Ethiophia, Tanzania, Kenya, Brazil, Costa Rica dan Guatemala.

Ada juga kopi asal Indonesia yang tak kalah enak seperti Yellow Caturra dari Nusa Tenggara Timur, Macan Preanger dari Papandayan, Garut dan Aceh Gayo.

"Selain menjual kopi, kita juga mengadakan cupping gratis bagi pengunjung yang ingin mencoba," jelas Echa, Public Relation Noah's Barn.

Mengenal Langsung Keunikan Kopi Lokal di Jakarta Coffee Week 2016Foto: detikFood

Kedua stand ini menjual kopinya dengan harga sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 550 ribu per kilo gramnya.

Antusiasme juga terlihat dari pengunjung yang datang. Tampak para pengunjung yang tertarik untuk mempelajari dan ikut serta dalam kegiatan cupping.

"Sebagai penikmat kopi, senang sekali datang ke acara ini. Bisa mencicip berbagai jenis kopi dari beberapa daerah yang sebelumnya belum pernah dicoba. Kalo biasanya minum Aceh Gayo, kali ini saya bisa menemui jenis kopi seperti kopi dari Garut ini," jelas Ari, karyawan asal Tangerang.

Sebagai coffee addict, Marshal justru merasa beruntung bisa datang ke pameran kopi ini. "Ada banyak sekali coffee shop yang buka stand di sini, jadi bisa nyicip kopi gratis dan kalo enak tinggal beli."

Selain mencicip, Andapun bisa mampir ke stand mesin kopi baik mesin espresso ataupun manual brewing coffee seperti drip V60 hingga Plunger (French Press).

Untuk penikmat kopi tentu Anda tak boleh melewatkan acara ini. Diadakan dua hari, hari ini Jakarta Coffee Week terakhir di buka yaitu sejak pukul 11.00 sampai 20.00. Tiket masuknya cukup membayar Rp 10.000 per orangnya. Yuk, mampir!

(odi/lus)

0 Response to "Mengenal Langsung Keunikan Kopi Lokal di Jakarta Coffee Week 2016"

Posting Komentar