Tren Mengunggah Foto Makanan Membuat Cara Pandang terhadap Makanan Berubah

Mengunggah foto makanan ke media sosial jadi kebiasaan banyak orang. Hal ini turut mengubah industri makanan secara keseluruhan. Juga cara pandang seseorang terhadap makanan.

Menata makanan sedemikan cantik untuk keperluan foto rupanya sudah ada di tahun 1827. Saat itu, inventor asal Prancis bernama Nicephore Niepce memotret meja berisi semangkuk makanan, sebotol wine, dan sebongkah roti.

Tanpa disangka, yang dilakukan Niepce ratusan tahun lalu tersebut kini menjadi fenomena. Terlebih setelah munculnya media sosial seperti Instagram.

Dikutip dari Telegraph (2/11), sebuah survey mengungkap dalam sebulan terakhir 1 dari 5 orang dewasa di Inggris mengunggah foto makanannya di media sosial. Atau sekadar memamerkan foto tersebut ke teman.

Tren Mengunggah Foto Makanan Membuat Cara Pandang terhadap Makanan BerubahFoto: iStock/Telegraph
Survey turut mengungkap hampir setengah warga Inggris berusaha membuat makanan buatannya untuk tamu lebih cantik. Hal ini agar ketika tamu memotret lalu mengunggah foto makanan tersebut ke media sosial, hasilnya bagus.

Industri makanan secara keseluruhan turut merasakan dampak dari tren mengunggah foto makanan ke media sosial ini. Penjualan mangkuk bermotif di Waitrose, misalnya, naik 12 persen seiring banyaknya orang yang mencari mangkuk 'Instagram-able' untuk keperluan foto.

Bulan lalu, jaringan restoran Italia Zizzi bahkan bekerja sama dengan pengguna Instagram populer, Leanne Lim-Walker dalam mengadakan pelatihan foto. Pelatihan ini ditujukan bagi pengunjung restoran agar bisa memotret hidangan dengan bagus.

Tren Mengunggah Foto Makanan Membuat Cara Pandang terhadap Makanan BerubahFoto: iStock/Telegraph
Orang-orang dalam industri makanan juga mengungkap beberapa restoran kini sengaja menyiapkan menu yang tampilannya bagus. Namun ada pula restoran di Amerika Serikat dan Prancis yang justru melarang tamu memotret makanan yang dihidangkan.

Sementara di restoran Dinner by Heston Blumenthal's Mandarin Oriental di Inggris, ada aturan pengunjung tidak boleh menggunakan 'flash' saat memotret makanan.

Mengintip ke Instagram, foto bertagar #food ada sekitar 192 juta. Beberapa wilayahpun punya pola tersendiri dalam mengunggah foto makanan. Di Inggris, warga Sheffield dua kali lebih mungkin mengunggah foto makanan ke media sosial dibanding warga Oxford.

Dilihat dari sisi keilmuan, kebiasaan ini sebenarnya bisa dijelaskan dengan "coarse logic" atau "logika mentah." Orang-orang banyak memotret makanan karena mereka bisa melakukannya.

Tren Mengunggah Foto Makanan Membuat Cara Pandang terhadap Makanan BerubahFoto: iStock
Paling tidak seseorang makan 2 kali setiap hari. Ponsel juga semakin canggih dengan fitur kamera yang bagus. Ada pula aplikasi filter foto praktis di ponsel. Semua hal ini membuat seseorang semakin ingin memamerkan foto makanan mereka ke media sosial.

Ada pula persepsi lain yang ingin dihadirkan dari kebiasaan mengunggah foto makanan. Misalnya ketika seseorang mengunggah foto makanan sebuah restoran berikut tag lokasinya, ada dua kemungkinan yang muncul.

Orang tersebut benar-benar ingin memamerkan makanannya atau sekadar mengesankan orang lain bahwa ia mampu bersantap di restoran tersebut. Jawabannya tentu beragam.

Penelitian turut membuktikan 4 dari 10 warga Inggris memikirkan benar presentasi makanan mereka dibanding 5 tahun lalu. Kebanyakan menganggap penyajian makanan yang bagus membuat mereka lebih senang dan makananpun terasa lebih nikmat.

Begitu juga dengan penelitian dalam US Journal of Personality and Social Psychology. Para petani di Philadelphia mengaku lebih menikmati makanan yang difoto terlebih dahulu dibanding langsung menyantap makanan. Pengalaman makanpun jadi lebih istimewa.

(odi/ani)

0 Response to "Tren Mengunggah Foto Makanan Membuat Cara Pandang terhadap Makanan Berubah"

Posting Komentar