Konsumen bisa saja menjatuhkan sendok dari meja atau menumpahkan minuman. Pramusaji pun dengan sigap membantu konsumen. Tapi pernahkan Anda bayangkan apa yang dilakukan pramusaji jika konsumen sedang tidak memperhatikan mereka?
Spoon University (16/12) mendapat jawaban dari tiga pramusaji restoran di Amerika Serikat. Tapi ini tentunya tidak berlaku pada semua pramusaji dan hanya dalam lingkup percakapan dengan tiga narasumber tersebut.
1. Kebohongan
Foto: iStock
|
Pramusaji pertama yang ditanyai Spoon University mengatakan adanya kebohongan kecil demi kebaikan (white lies) untuk mendapat tip lebih besar. Misalnya menyampaikan pada konsumen bahwa dapur sedang sibuk (meski benar atau tidak), sehingga bila makanan datang telat, sang pramusaji sudah memperingatkan konsumen. Namun bila makanan datang cepat, pramusaji bisa bilang bahwa ia menempatkan prioritas konsumen tersebut dan pengunjung pun akan memujinya.
Di waktu lain, ia tidak menyampaikan mengenai promo saat libur. Restoran tempatnya bekerja punya berbagai promo seperti makanan pembuka gratis untuk Hari Ayah. Tapi ia tidak menyampaikan itu kepada ayah yang jadi konsumen restoran, justru mengatakan bahwa makanan pembuka akan ia bayarkan. Para ayah biasa mempercayainya dan menyuruh istrinya memberi tip lebih besar.
2. Tidak sesuai permintaan
Foto: iStock
|
Pramusaji kedua yang diajak berbicara Spoon University adalah orang yang malas dan sedikit kasar. Ia mengatakan merasa malas di waktu kerja dan hanya ingin membersihkan satu teko kopi, bukannya dua. Sekitar pukul 8 malam, jika pengunjung memesan kopi regular, ada kemungkinan mendapat decaf (rendah kafein). Pramusaji mempelajari beberapa keterampilan yang membuat konsumen berpikir nampan yang dibawanya berisi decaf dan regular.
Pramusaji ini juga mengaku jika konsumen bertanya apakah sup dibuat dari kaldu daging sapi, ayam atau sayuran, mereka kebanyakan mengatakan sayuran. Mereka juga lebih memilih tidak ke dapur yang sibuk untuk bertanya mengenai bahannya. Pramusaji berpikir konsumen tidak bisa merasakan perbedaannya dan mereka ingin konsumen mengonsumsi sup untuk memulai santapan. Membuat tagihan dan tip lebih besar.
3. Tidak higienis
Foto: iStock
|
Ketika berbicara pada pramusaji terakhir, Spoon University mendapat hal yang mengagetkan. Pramusaji itu mengakui beberapa kelakukan tidak baik. Misalnya jika mereka melihat serangga dalam minuman sebelum membawa ke meja, mereka mengambilnya dengan jari. Kemudian mengantar ke meja seperti tidak ada yang terjadi.
Jika ingin lemon di dalam air, bisa jadi juga lemon tidak dicuci dan tidak dipegang memakai sarung tangan atau alat. Jadi ketika lemon terendam dalam air, kemungkinan sudah disentuh setidaknya dua pramusaji.
Itu tidak hanya berlaku pada lemon. Bisa juga pada makanan utama. Pramusaji mengaku selalu mengambil sepotong calamari atau kentang goreng sebelum membawanya ke meja konsumen. Kadang, meski konsumen mungkin merasa sudah menghabiskan makanan, pramusaji ada yang membawanya ke belakang dan 'membersihkan' isi piring tersebut.
(odi/msa)
0 Response to "Bisa Jadi Ini yang Dilakukan Pramusaji Saat Konsumen Sedang Lengah"
Posting Komentar