Wanita Ini Sukses Mengolah Salak Asam yang Terbuang Jadi Cake dan Sambal Lezat

Salak asal Kalimantan rasanya lebih masam sehingga banyak orang tak suka. Tetapi wanita ini manfaatkan salak jadi makanan enak.

Riswahyuni, wanita asal Balikpapan, Kalimantan Timur merupakan inovator yang mengolah makanan berbahan dasar salak. Berbeda dengan salak asal Jawa, salak asal Kalimantan ini justru memiliki rasa yang lebih asam dan kurang manis. Hal ini mungkin saja dikarenakan kondisi tanahnya yang membuat salak punya rasa asam.

"Di Kalimantan ada ribuan hektar kebun salak. Jika tak laku dijual, para petani sering membuang salak ke kebun mereka dengan harapan bisa dijadikan sebagai pupuk kompos," tutur Riswahyuni kepada detikFood (15/12) dalam acara Blue Band Master Oleh-oleh di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Hal ini membuat wanita yang biasa disapa Yuni ini sangat menyayangkan hal ini. Menurutnya, untuk menanam salak, petani membutuhkan waktu, biaya dan juga tenaga.

Foto: Ari Saputra

"Pada waktu itu, saya dapat berkarung-karung salak. Saya bingung mau diapakan buah ini. Karena pada waktu itu kebutuhan saya untuk membuat cake salak hanya 3 kg per hari," Yuni bercerita. Cake Salak Kilo menjadi produk unggulan yang menjuarai peringkat kedua kompetisi Blue Band Master Oleh-oleh.

Memulai usahanya pada tahun akhir 2012, Yuni membuat produk cake salak yang bisa bertahan hingga 6 hari tanpa bahan pengawet di suhu ruang. Jika disimpan dalam kulkas akan bertahan hingga 2 bulan. Ia mengaku, menyangrai potongan buah salak hingga kandungan airnya berkurang.

"Bisa saja buah salak langsung dicampurkan dalam adonan cake, tapi pengalaman saya ini hanya mampu bertahan 2 hari. Memiliki banyak penggemar dan populer jadi buah tangan asal Kalimantan Timur, Dapur Cake Salak Kilo, kini sudah memiliki sekitar 15 varian produk salak seperti brownies salak, cake lapis salak, pie salak, bakpia salak, sambal ulek, sari buah salak, sirup salak, manisan salak, asinan salak, madumongso salak hingga lumpia salak. Ada juga dodol dan cokelat dodol yang terbuat dari salak.

Foto: detikfood

Walaupun agak kesulitan dalam membuat dodol selama 6 jam, ibu dua anak ini mencoba keahliannya untuk membuat alat khusus untuk memudahkan proses pembuatan dodol. Kemudian iapun mendapatkan penghargaan dari KreasI Prima Mutu yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia di tahun 2014.

Bercita-cita agar orang yang datang ke Balikpapan bisa membawa salak sebagai oleh-oleh. Yuni juga memberikan pelatihan serta cooking class kepada warga sekitar untuk dapat mengolah buah salak. "Tidak hanya dapat mengambil keuntungan tapi yang terpenting adalah bisa ikut mensejahterakan para petani," tutup Yuni.

(odi/lus)

0 Response to "Wanita Ini Sukses Mengolah Salak Asam yang Terbuang Jadi Cake dan Sambal Lezat"

Posting Komentar