Ada beragam minyak yang tersedia di supermarket. Minyak-minyak tersebut punya karakteristik yang berbeda. Sehingga cara penggunaannya pun berbeda. Untuk itu, jangan sampai Anda salah pilih minyak masak. Anda bisa mengikuti tips yang diberikan selebriti chef, Steby Rafael, ini.
Ia menyebutkan ada tiga jenis minyak berdasarkan toleransi terhadap panas. Mulai dari minyak toleransi rendah, sedang, dan tinggi.
Foto: detikFood
|
Ia menuturkan kalau olive oil dan beragam minyak yang terbuat dari buah dan kacang hingga lemak hewani, punya ketahanan panas rendah. Karenanya semua jenis minyak tersebut akan cepat panas bila dimasak. Sehingga minyak tersebut tidak cocok digunakan untuk menggoreng dengan teknik deep frying. Pasalnya jika dipanaskan dengan suhu tinggi, struktur minyak tersebut akan rusak.
Minyak sawit yang umum dipakai untuk menggoreng hingga menumis, masuk kategori minyak dengan toleransi sedang. Minyak ini cocok untuk menggoreng dengan teknik deep frying karena punya struktur yang kuat. Umumnya minyak ini bisa dipakai beberapa kali. Terngantung kualitas dan proses penyulingannya.
Foto: iStock
|
Sedangkan minyak yang masuk dalam katergori toleransi tinggi adalah corn oil (minyak jagung). Minyak ini bisa dimasak dengan suhu tinggi. Namun minyak ini mengandung gula karena terbuat dari jagung. Karenanya orang lebih memilih untuk menggoreng dengan minyak canola jika ingin memasak dengan suhu tinggi. Minyak ini dinilai sangat baik bagi tubuh. Hanya saja harganya mahal karena terbuat dari bunga canola.
Saat memilih minyak sawit yang akan dipakai, Chef Steby, menyarankan agar Anda melihat kadar kekentalan minyak tersebut. Bukan dilihat dari minyak mana yang bisa diminum. Karena ternyata semua minyak bisa diminum.
"Semua minyak makan, semua minyak sayur atau minyak untuk menggoreng itu bisa diminum. Bedanya itu kekentalannya. Semakin kental minyak, semakin dia akan tahan panas. Jadi dia lebih stabil biasanya. Stabil itu artinya perpindahan suhunya nggak cepat," tutur Chef Steby.
Foto: iStock
|
"Kadar kekentalannya (minyak) juga kita mesti lihat. Kadar kekentalannya jangan yang seperti minyak jelantah atau minyak curah. Kalau minyak curah itu kekentalannya dicampur sedikit air. Makanya baunya tengik. Proses filterasinya juga kurang bagus," tambahnya.
Selain kekentalan, warna minyak juga perlu diperhatikan. Ia menuturkan, "Semakin jernih warna minyak. Itu berarti proses penyulingannya makin panjang. Sehingga banyak mineral yang terbuang.
Baca juga: Pilih dan Simpan MInyak Goreng Dengan Cara Ini Agar Tak Mudah Tengik (dvs/odi)
0 Response to "Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membeli Minyak untuk Memasak"
Posting Komentar