Sesuai namanya, bubur merah putih adalah paduan bubur beras berwarna merah dan putih. Namun warna merah yang dimaksud bukanlah merah terang melainkan lebih kecokelatan. Ini karena bubur merah dibuat dengan gula merah.
Sementara bubur putih tidak ditambahkan apapun. Hanya berupa beras yang dimasak bersama santan, daun pandan, dan garam hingga menjadi bubur.
|
Dalam budaya Jawa, bubur merah putih adalah sajian ritual yang dibuat saat bayi baru lahir. Warna merah dan putih ini bukan tanpa arti. Merah melambangkan sel telur dan putih melambangkan sperma.
Karenanya penyajian bubur merah putih bersamaan dalam satu mangkuk. Melambangkan sel telur dan sperma bertemu lalu melahirkan manusia baru.
Beras dipilih sebagai bahan utama pembuatan bubur karena padi merupakan produk pertanian yang paling dekat dengan masyarakat Jawa. Sementara bubur menyimbolkan lembut, halus, dan mulus. Diharapkan kehidupan bayi akan berlangsung manis, legit, dan mulus seperti bubur merah putih.
Untuk membuat bubur merah putih sangat mudah. Cukup masak beras bersama santan, daun pandan, dan garam sampai menjadi bubur. Setelah itu, bagi bubur menjadi dua. Setengah bubur disisihkan dan setengahnya lagi dimasak dengan gula merah hingga berubah warna.
|
Bubur merah putih biasanya dibagikan pada para tetangga saat syukuran kelahiran bayi digelar. Ada selipan kertas berisi nama bayi yang turut disertakan.
Untuk penyajian, bubur merah putih bisa ditaruh dalam mangkuk atau piring biasa. Namun ada pula yang memilih mangkuk atau daun pisang berbentuk takir.
Rasa bubur merah yang manis dan bubur putih yang gurih menyatu enak di mulut. Tak ayal, sajian ritual ini disukai banyak orang.
(odi/lus)
0 Response to "Bubur Merah Putih, Simbol Kehadiran Manusia Baru Dalam Keluarga"
Posting Komentar