Foodies Perlu Punya 'Top Tables', Panduan Terbaru Restoran dan Kafe di Jakarta

Buku panduan restoran dan kafe di Jakarta ini disusun secara independen oleh dua foodies. 'Top Tables' ini perlu dimiliki para foodies.

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda (28/10), sebuah buku panduan independen restoran dan kafe di Jakarta resmi diluncurkan. Buku bernama Top Tables ini ditulis Kevindra Soemantri dan Natasha V Lucas.

Dalam temu media, Kevin menceritakan alasan dibalik pembuatan Top Tables. "Dari dulu saya terobsesi sama Michelin Guide. Kenapa orang sangat menghargai restoran dan chef? Saya melihat di Jakarta kenapa orang belum punya apresiasi sedalam itu," tuturnya.

<i>Foodies</i> Perlu Punya <i>'Top Tables'</i>, Panduan Terbaru Restoran dan Kafe di JakartaFoto: Instagram

Kevindra yang juga penulis kuliner untuk The Jakarta Post ini menambahkan, "Di Australia, Prancis, dan Amerika ada penilaian restoran itu. Kenapa Jakarta belum ada, padahal sangat potensial."

Sementara itu Natasha menilai selama ini banyak panduan dan ulasan restoran atau kafe. "Tetapi tidak ada yang benar-benar bisa mengulas secara independen. Jadi saya ngobrol sama Kevin, ingin membuat panduan restoran independen tanpa disponsori restoran atau chef terkait," ujar wanita yang berprofesi sebagai konsultan dan stylist makanan ini.

Top Tables mengulas lebih dari 80 restoran dan kafe di Jakarta. Keduanya memulai proyek ini 10 bulan lalu. Kevin menuturkan, "Sehari kami bisa ke 3-4 restoran. Di tiap restoran makan setidaknya 3 makanan. Meski terlihat menyenangkan, sebenarnya ini sulit karena harus menjaga mood terus-terusan. Kita masuk ke restoran itu ibaratnya harus seperti kanvas putih."

Mengenai metodologi, Kevin dan Natasha melalukan kurasi restoran berdasarkan pendapat orang-orang terpercaya di industri makanan dan minuman. Juga melihat kepopuleran secara umum.

<i>Foodies</i> Perlu Punya <i>'Top Tables'</i>, Panduan Terbaru Restoran dan Kafe di JakartaFoto: detikFood

Setelah itu mereka mengulas restoran berdasarkan 3 kriteria yang disebut Kevin sebagai "Trinity of Dining Experiences." Berupa Ambiance (suasana), Service (layanan), dan Makanan (food). Selain narasi, ulasan juga diberikan dalam bentuk skor atau angka.

Dalam proses mengulas, ada beberapa kendala yang dihadapi. Natasha bercerita, "Misalnya kita nanya ke pegawai restoran. Kadang jawaban mereka lucu dan bikin sakit kepala. Padahal kita mencoba cari data akurat."

"Muncul pula dilema dimana ketika banyak orang menobatkan sebuah restoran legendaris dan enak, eh ternyata pas kita datang ada plastik di makanannya. Dari 5 makanan yang kita cicip ternyata hanya 1 yang menurut kita enak," tambah Natasha yang juga aktif menulis blog http://ift.tt/1cVoAJw.

Dengan peluncurkan Top Tables, Kevin berharap buku ini bisa menjadi 'wake-up call' bagi para pelaku industri restoran. "Kita ingin menaikkan level restoran. Dari Trinity of Dining Experiences, ternyata kebanyakan restoran hanya menonjolkan ambiance tetapi makanannya kurang," jelasnya.

Kevin berharap warga Jakarta jangan sampai ke restoran hanya karena kekinian. Pria yang pernah jadi finalis kompetisi MasterChef Indonesia ini mengatakan, "Orang-orang harus lebih pintar memilih makanan dan mendatangi restoran apapun."

Buku panduan ini juga bertujuan mengapresiasi restoran. Mendorong orang-orang agar jangan hanya ke restoran yang itu-itu saja.

Mengenai ukuran buku yang mungil, Kevin dan Tasha memang sengaja merancangnya seperti itu. "Kita ga ingin bukunya terlalu tebal. Supaya tetap handy untuk dibawa," jelas Natasha.

Di akhir sesi, keduanya berharap Top Tables bisa rutin diluncurkan setiap tahun. Cakupan restorannya juga diharapkan semakin banyak. "Kedepannya kami juga ingin membuat Top Tables Bali," pungkas Kevin.

Top Tables kini dijual online seharga Rp 110.000. Bisa dibeli dengan memesan di toptablesguide@gmail.com.

(odi/msa)

Related Posts :

0 Response to "Foodies Perlu Punya 'Top Tables', Panduan Terbaru Restoran dan Kafe di Jakarta"

Posting Komentar