Bubur Manado atau Tinutuan merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara. Menurut sejarahnya, bubur lezat ini sudah mulai bermunculan di beberapa sudut kota Manado sejak tahun 1970-an.
|
Dalam bahasa Manado, Tinutuan berarti campur aduk. Ini terlihat dari tampilan bubur yang diolah dengan cara mencampurkan aneka sayuran ke dalamnya sehingga bubur ini dikenal memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
Masyarakat asli Manado, biasanya menggunakan bahan-bahan yang ditanam dan diambil langsung dari kebun mereka sendiri. Seperti jagung manis, ubi jalar kuning, labu kuning, daun bayam hingga kangkung sangat mudah diambil di pekarangan rumah sehingga diambil segar dan langsung dimasak.
"Selain garam, untuk menghasilkan citarasa gurih dan aroma wangi, Anda bisa ditambahkan dengan kemangi dan serai," tutur Petty Elliot kepada detikFood beberapa waktu lalu.
Dalam proses pemasakannya, Anda hanya perlu memasak beras hingga setengah matang. Kemudian campurkan jagung yang sudah disisir, potongan ubi, labu kuning dan masak hingga lunak. Terakhir tambahkan daun lelem, pandan muda, kemangi, daun salam, serai, daun bayam, kangkung dan irisan daun bawang.
|
Petty juga mengatakan, agar rasanya lebih autentik bisa ditambahkan dengan ikan asin atau sambal roa.
Selain ikan asin dan sambal roa, bubur ini juga sering dipadukan dengan perkedel nike, perkedel jagung hingga cakalang fufu.
Kalau biasanya tekstur bubur tinutuan kental agak cair, Petty mengaku lebih suka membuat bubur tinutuan agak bertekstur seperti risotto karena lebih mudah diperkenalkan di Eropa. "Karena kalau terlalu berair kurang oke," imbuhnya.
Banyaknya jenis sayuran yang dicampurkan ke dalam bubur ini menjadikan sajian ini kaya akan vitamin, mineral dan juga serat yang sangat baik untuk sistem pencernaan. Selain itu, juga dapat membantu memulihkan tubuh yang kurang fit.
(odi/msa)
0 Response to "Hangat dan Bergizi, Seporsi Bubur Tinutuan dari Manado"
Posting Komentar