Wah, Mie Bekicot dari Liuzhou Kini Jadi Makanan Populer di Dunia!

Makan mie dengan bekicot terdengar menarik untuk di coba. Sajian itu hadir Liuzhou, China dan menjadi makanan populer di dunia.

Dilansir dari chinadaily.com (29/10/16), sajian mie beras atau bekicot ini disebut dengan luosifen. Luosifen adalah makanan kaki lima andalan dari Liuzhou, Guangxi Zhuang, Cina Selatan.

Luosifen adalah gabungan makanan tradisional masyarakat Han, Miao, dan Dong. Luosifen memiliki bau tofu menyengat yang beberapa orang tidak tahan namun yang lain sangat menyukainya. Bau tersebut berasal dari kaldu yang dibuat dengan siput sungai, daging babi, gula, garam, dan cabai. Rasa luosifen semakin kaya dengan rebung acar, lobak kering, sayuran segar dan kacang.

Foto: TheBeijinger/ChinaDaily

Jika Anda ingin luosifen yang kurang bau, Anda bisa pesan sajian dengan kaldu terpisah dan campur mie beras dengan banyak irisan daging babi, kacang dan rebung asam, tomat cincang dan sayuran. Tomat menjadikan sajian lebih manis, kacang dan rebung memberikan rasa asam dan potongan cabai memberikan rasa pedas.

Luosifen terdaftar sebagai bagian dari warisan budaya tak benda Guangxi pada tahun 2008. Hidangan ini menjadi populer setelah ditampilkan dalam pameran foodie-travel "A Bite of China" pada tahun 2012.

Foto: TheBeijinger/ChinaDaily

Di Liuzhou, luosifen biasa dijual di stand makanan pinggir jalan atau di pasar malam hari. Menurut Li Jianhong dari komisi perdagangan Liuzhou, versi kemasan luosifen sudah dijual oleh lebih dari 5000 toko online pada platform e-commerce seperti Taobao, dengan penjualan harian sebanyak 200.000 paket.

Beberapa perusahaan besar juga telah mengajukan sertifikat ekspor. Sampai saat ini, Guangxi Luobawang Food Co. Ltd. menjadi perusahaan pertama yang berwenang untuk eskpor luosifen dalam jumlah besar.

Perkembangan luosifen dapat ditelusuri sejak 6 tahun lalu, saat proyek pemerintah mulai mendorong restoran luosifen untuk dibuka diluar Guangxi.

Foto: TheBeijinger/ChinaDaily

Menurut Li, jumlah produsen mie instan yang menawarkan varietas siput sungai telah meningkat dari satu produsen pada akhir tahun 2014 menjadi lebih dari 60 produsen saat ini. Pendapatan online dari mie tersebut adalah lebih dari 500 juta yuan (sekitar 965 miliar rupiah) tahun lalu, dengan penjualan harian rata-rata lebih dari 100.000 paket.

Pemerintah daerah juga berharap ada lebih dari 5.000 restoran mie beras siput di seluruh negeri pada tahun 2020.

(odi/lus)