Peneliti Ciptakan Tanaman Bayam yang Bisa Deteksi Bom dalam Tanah

Tanaman bayam ini begitu istimewa. Diciptakan peneliti dengan kemampuan mendeteksi bom dalam tanah!

MIT Research baru saja menemukan manfaat baru dari bayam. Mereka telah merekayasa tanaman bionik yang bisa mendeteksi bom dalam tanah, bahkan membuat bayam bisa mengirimkan email peringatan bom pada peneliti.

Mirror (1/11) melaporkan informasi lengkap terkait hal ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature. Peneliti menjelaskan bagaimana mereka mengubah tanaman menjadi pendeteksi bom.

Foto: Getty Images

"Ini adalah contoh baru dari bagaimana kami telah mengatasi hambatan komunikasi tanaman/manusia," ujar salah seorang peneliti, Michael Strano.

Menurutnya tanaman adalah ahli kimia dengan kemampuan analitis sangat baik. Laporan menyebut, "Pertama harus diingat tanaman sangat baik dalam hal memonitor lingkungan sekitar."

Berakar di tanah, lingkungan tanaman sangatlah terbatas. Secara alami tanaman bisa menyerap air yang mereka butuhkan bahkan dalam lingkungan percobaan.

Tanaman lalu mengirim air lewat mekanisme internal mereka ke daun. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk meletakkan sensor dalam tanaman atau disebut "plant nanobiotics."

Peneliti lalu menanamkan bahan kecil dalam bayam sehingga tanaman berdaun hijau ini bisa mendeteksi, menyaring, dan memproses lebih dari sekadar air dan nutrisi yang dibutuhkan. Bayam juga bisa menemukan senyawa kimia yang biasa ada di daratan ranjau dan bahan peledak.

Foto: Getty Images

Untuk melakukan ini, akar bayam menyerap senyawa kimia yang berkaitan dengan bahan peledak terdekat. Lewat air, senyawa lalu dikirimkan ke daun tanaman dalam waktu 10 menit saja.

Setelah itu, sensor berbunyi dan peneliti akan mendapat kabar terkait adanya bom dalam tanah.

"Sensor ini memancarkan sinyal berpendar yang bisa dilihat dari kamera infra merah terdekat," ujar peneliti.

Kamera rupanya terhubung dengan komputer kecil, sehingga bisa mengirimkan email peringatan pada seseorang mengenai perubahan ini.

Meskipun MIT menggunakan bayam sebagai percobaan awal, teknik ini sebenarnya bisa diaplikasikan ke hampir semua tanaman hidup. Kedepannya ada rencana 'mengajarkan' tanaman lebih banyak tentang hal ini tanpa bantuan manusia.

(odi/msa)