Kadang, indikator suatu makanan sudah rusak atau belum adalah dari baunya. Bisa jadi standar tiap orang dalam penciuman berbeda-beda. Bila sedang flu indera penciuman tak bisa bekerja dengan baik.
Oleh karena itu, sekarang ada Food Sniffer, sensor kimia organik dalam bentuk tongkat plastk. Food Sniffer dapat mendeteksi dekomposisi molekul dalam daging dan ikan.
 Foto: Food Sniffer |
Cara menggunakan hidung elektronik portabel ini cukup dengan mendekatkan ke makanan yang akan dicek.Informasi tentang apakah makanan itu segar, basi, atau siap dibuang akan dikirimkan ke handphone.
Alat ini bekerja antara lain dengan mendeteksi temperatur, kelembaban dan tingkat amonia. Juga dapat mendeteksi senyawa organik mudah menguap yang jadi indikator suatu makanan rusak atau tidak.
Food Sniffer berbentuk menyerupai remote televisi. Alat ini praktis dan mudah digunakan. Namun, Anda perlu mengatur profil pribadi di aplikasi. Informasi sederhana seperti umur, pekerjaan dan alamat. Apakah data itu akan mempengaruhi standar seseorang mencium bau, belum diketahui.
 Foto: Food Sniffer |
Pengendus makanan ini punya pilihan pengaturan untuk beberapa makanan. Ada daging sapi, ayam, domba, ikan, dan seafood. Tapi semuanya tentu harus dalam kondisi mentah. Inovasi ini jelas berguna, karena beberapa gas tak berbau dan tak terlihat bagi hidung biasa.
The Guardian (23/11/16) mengulas kegunaan alat ini, dan memberi nilai 3/5. Tertarik? Food Sniffer dapat Anda beli di myfoodsniffer.com seharga £105 atau sekitar 1,7 juta rupiah.
(odi/ani)
0 Response to "Lewat Alat Pengendus Makanan Ini Bisa Diketahui Makanan Layak Dimakan atau Tidak"
Posting Komentar