Tak hanya di Amerika, menikmati seafood dalam keadaan hidup juga sangat populer di Korea. Konsumen sengaja memesan gurita, udang, atau lobster segar yang masih bernyawa sebelum menikmatinya.
Ada yang suka melahap langsung daging seafood hanya dengan menambahkan sedikit saus. Dan ada juga yang senang memasukkan seafood hidup tersebut ke dalam kuah hotpot panas.
|
Organisasi People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) yang fokus melindungi hak-hak binatangpun menilai praktek menyantap seafood hidup-hidup adalah sesuatu yang sadis dan kejam.
Dikutip dari Metro.co.uk (21/11), PETA melakukan investigasi langsung ke beberapa restoran di Los Angeles untuk tahu lebih dalam tentang praktek ini. Hasil investigasi kemudian direkam agar banyak orang bisa lihat proses menyiapkan seafood hidup di dapur.
Nampak chef mengambil gurita hidup dari dalam akuarium. Tentakel gurita lalu dipisahkan dari kepalanya langsung. Diiris kecil-kecil dan disajikan dalam mangkuk.
Namun chef tega meninggalkan gurita hidup dengan satu bagian tentakel masih tertinggal. Ini karena belum ada pengunjung lain yang memesan sajian bernama 'sannakji' ini.
|
Mengenai praktek ini, pakar cephalopoda Dr. Jennifer Mather menjelaskan, "Gurita yang Anda potong-potong ini merasakan sakit setiap kali Anda melakukannya. Sama seperti ketika babi, ikan, atau kelinci dipotong kakinya satu per satu. Jadi ini adalah tindakan amat kejam pada binatang."
Ahli ilmu hewan invertebrata, Dr Jaren G Horsley turut membenarkan hal tersebut. "Lobster merasakan sakit luar biasa saat dipotong hidup-hidup. Dan sakitnya tetap terasa hingga sistem sarafnya dihancurkan," jelas Jaren.
PETA kemudian mengalamatkan petisi pada pemerintah Amerika untuk mengeluarkan aturan baru. Yang berfokus pada larangan praktek memutilasi, menyiapkan, dan menyajikan binatang hidup-hidup.
(odi/adr)
0 Response to "Menurut Organisasi PETA, Makan Gurita dan Lobster Hidup-hidup Merupakan Tindakan Kejam"
Posting Komentar